Thursday, June 14, 2012

Ini 10 Salah Kaprah Pengemudi di Indonesia

Tidak sedikit pemilik mobil saat berkendara kurang memahami fungsi dari fitur. Bisa dibilang suatu kesalahan, tapi karena mengikuti kebiasaan lingkungan. Lebih parah lagi, kala berada di jalan, peraturan lalu lintas tak diindahkan, sehingga membahayakan pihak lain. Dengan kata lain, ada kesalakaprahan dilakukan pengemudi, baik terhadap kendaraannya maupun dengan lingkungan sekitarnya. Inilah kaprah dilakukan pengemudi di Indonesia

1.Hujan Deras = Lampu Hazard
Dalam kondisi hujan deras, jalanan – terutama di jalan tol – seketika akan berubah menjadi pohon natal. Karena, sebagian besar mobil menyalakan lampu hazard yang justru menyilaukan dan membahayakan kendaraan lain. Ketika pengemudi tuntut untuk lebih berkonsentrasi, malah diganggu oleh kedap-kedip lampu hazard yang semestinya digunakan dalam kondisi darurat. Semisal, sedang mengganti ban kempis di bahu jalan, atau mobil mogok di bahu jalan, dsb.

Salah kaprah penggunaan lampu hazard bukan hanya saat hujan deras saja, tapi juga kala konvoi atau sedang iring-iringan, masuk terowongan (seharusnya menyalakan lampu utama), dan ketika akan mengambil jalan lurus di perempatan/persimpangan jalan.

2.Penggunaan Wiper Belakangan
Saat ini, sebagian besar mobil MPV dan SUV (ada sampai tipe termurah) sudah dilengkapi wiper di kaca belakang. Rupanya, banyak pengemudi yang tidak memahami pemakaiannya. Ketika turun hujan, beberapa pengemudi segera mengoperasikannya sepanjang perjalanan. Padahal, fungsi wiper belakang digunakan saat mobil hendak mundur, sehingga pengemudi bisa melihat kondisi di belakang dengan jelas.

Untuk mobil Eropa dan sebagian Jepang di kelas menengah ke atas, wiper belakang akan menyala otomatis ketika tuas transmisi masuk ke gigi “R”. Ketika mengemudi, pandangan pengemudi semestinya lebih fokus ke arah depan, dan sesekali melihat kaca spion ketika hendak mendahului.

3.Goncangkan Mobil Saat Isi Bensin
Pada mengisi BBM di SPBU, sering terlihat pengemudi mobil mengoncang-goncangkan bodi. Anggapannya, dengan melakukan tindakan tersebut dapat mengisikan BBM ke tangki dengan kapasitas lebih banyak/penuh. Yang kita tahu, BBM adalah cairan, dan sifat cairan adalah selalu mengisi dan mencari tempat yang lebih rendah. Jadi tidak perlu digundang-guncangkan agar lebih penuh.

4.Tambah Kecepatan Saat Lampu Kuning
Ketika lampu lalulintas menyala kuning, sebelum menjadi merah, banyak pengemudi kendaraan bermotor malah mempercepat laju kendaraannya. Padahal, lampu kuning tersebut sebagai peringatan agar pengemudi melambatkan kendaraan. Dengan mempercepat laju kendaraan, akan sangat membahayakan pengguna jalan lain. Ketika lampu lalu lintas menyala merah, maka pengemudi dari arah kiri dan kanan mulai menjalankan kendaraannya. Bisa terjadi tabrakan fatal. Jika tiba-tiba pengemudi rem mendadak, bisa ditabrak oleh kendaraan dari belakang.

5.Mendahului Dari Bahu Jalan
Semua pengemudi pasti tahu bahwa fungsi bahu jalan digunakan saat kendaraan mogok, ganti ban, atau untuk akses mobil patroli jalan tol memberikan pertolongan dalam kondisi darurat. Padahal,pihak pengelola jalan tol sudah berkali-kali mengingatkan melalui spanduk dan papan elektronik. Bahkan salah satu klub otomotif telah mencanangkan gerakan “anti bahu jalan”, tetap saja pelanggaran sering terjadi. Malah sekarang salah kaprah itu bertambah, bahu jalan adalah lajur khusus pejabat.

6.Jalan Pelan Di sebelah Kanan
Jika melihat truk melintas di lajur kanan di sepanjang jalur pantura, itu sudah biasa. Ternyata, kebiasaan itu menular ke mobil-mobil pribadi di jalan tol. Ketika penulis hendak mendahului dan memberi tanda dengan klakson atau lampu dim, mobil tersebut malah menyalakan sign kanan. Jadi, mobil yang lebih cepat disuruh mendahului dari kiri. Waduuuh..., padahal sudah dipasang banyak himbauan di jalan tol: “lajur kanan hanya untuk mendahului....”.

7.Menekan Pedal Gas Sebelum Mematikan Mesin
Banyak ditemui pengemudi menekan pedal gas mobil dalam-dalam sebelum mematikan mesin (memutar kunci kontak ke “off”). Mereka beranggapan dengan demikian maka accu mobil akan terisi, ruang pembakaran lebih bersih, sehingga mobil akan lebih mudah di-start.

Padahal, dengan menekan pedal gas, maka pompa bahan bakar dan pelumas akan menghisap BBm dan oli. Jika kemudian tiba-tiba mesin dimatikan, maka sisa BBM yang tidak terbakar akan menumpuk di saluran pembakaran. Justru lebih baik mesin dibiarkan idle sekitar 10 menit sebelum dimatikan, sehingga kondisi ruang pembakaran dan pendinginan mesin lebih optimal.

8.Tidak Menyalakan Lampu Sign Saat Mendahului
Banyak pengemudi tidak menyalakan sign saat berpindah jalur atau memotong jalur untuk mendahului kendaraan lain. Mereka beranggapan bahwa jika menyalakan lampu sign, justru tidak akan diberi kesempatan oleh kendaraan di belakangnya. Fenomena ini memang aneh, justru yang memberitahu dan meminta ijin untuk memotong jalur dengan menyalakan lampu sign kok malah sering tidak dikasih jalan...

9.Lampu Sign Hanya Untuk Belok Kanan
Masih soal lampu sign, pengemudi di Indonesia terkenal irit menggunakannya. Lampu sign (atau lampu belok) hanya digunakan / dinyalakan saat kendaraan hendak belok kanan saja. Itupun dengan syarat, benar-benar belok dengan sudut minimal 90 derajat. Jika belok kanan hanya serong sedikit (seperti huruf “Y”), tidak perlu lampu sign dinyalakan.

Sehingga sangat jamak ditemukan, mobil keluar atau masuk di pintu tol tidak perlu lampu sign. Keluar atau masuk ke rest area, tidak perlu nyalakan sign. Belok kiri di perempatan, tidak perlu lampu sign. Mobil mundur hendak masuk area parkir, tidak perlu sign dst, dst.

10.Jalanan = Tempat Sampah
Pengemudi kita menganggap jalan raya adalah tempat sampah. Mulai dari supir kendaraan umum, sampai pengemudi mobil mewah sering membuang sampah sembarangan. Yang paling sering adalah abu serta puntung rokok yang masih menyala dibuang sembarangan. Juga tissu, kulit buah, botol minuman berenergi, dsb. Sampah terbesar yang pernah saya lihat

dibuang sembarangan di jalan tol adalah popok bayi (pampers). Bukan sembarang popok, karena dibuang lengkap dengan isinya... Bisa dibayangkan betapa kagetnya kendaraan di belakangnya dan indahnya pemandangan setelahnya.... (Handoko N. Soetrisno)

Sumber: http://m.kompas.com/otomotif/read/2012/06/14/2656/Ini.10.Salah.Kaprah.Pengemudi.di.Indonesia

Friday, May 11, 2012

Tutup Pentil Ban Jangan Lupa Dipasang

Sering kali kita melihat pengguna kendaraan tanpa sengaja membiarkan ban mobilnya tidak memakai tutup pentil. Padahal peranan alat ini cukup vital.

Divisi Humas Mabes Polri, Sabtu (12/5/2012) menyebutkan fungsi utama dari tutup pentil ban adalah melindungi pentil ban dari kotoran.

Debu atau air yang masuk ke pentil dapat merusak katup. Hal ini membuat material karet sebagai sil di dalam valve menjadi getas dan bisa menyebabkan terjadinya korosi.

Kalau kerusakan ini terjadi, udara di dalam ban akan keluar secara perlahan. Akibatnya tekanan angin ban menurun.

Dan bila pemilik mobil jarang memeriksa tekanan ban, efeknya konsumsi BBM menjadi lebih boros dan ban menjadi cepat rusak.

Sebagai tambahan tekanan angin dan kedalaman kembangan ban, sejatinya harus selalu rutin diperiksa. Lakukan dalam keadaan ban masih dingin ketika hendak memeriksa tekanan angin.

Tekanan ban yang tidak sesuai dapat menyebabkan ban cepat aus dan menyebabkan perrubahan karakter kestabilan mobil. Jadi jangan hanya ditendang saja untuk memeriksa tekanan angin.

Lakukan pemeriksaan tekanan udara pada ban dengan menggunakan cara yang benar, gunakanlah alat tepat untuk mengetahui tekanan angin yang benar dan simpan di tempat yang aman.

Sedikit perhatian, untuk mengetahui besaran tekanan angin ban ideal, bukan
dilihat dari angka yang tertera pada sisi ban, karena disitu untuk menunjukan tekanan angin maksimum ban.

Tekanan angin yang direkomendasikan dapat dilihat pada stiker (tire placard) yang pada kendaraan maupun buku manual. Di beberapa mobil tekanan angin rekomendasi ditempel di pintu bagian pengemudi.

Nah, kurangnya tekanan angin pada ban juga ternyata berpengaruh terhadap
konsumsi bahan bakar sebuah mobil. karena dengan berkurangnya tekanan angin, maka hambatan mobil bertambah. Jika mobil akan melaju di jalan tol atau akan dimuati beban banyak, hendaknya tambah tekanan angin hingga 2-3 psi saja.

Sumber: detikOto

Thursday, May 3, 2012

Tipikal Pengemudi Berbahaya dan Cara Menghindarinya

Divisi Humas Mabes Polri merilis ciri pengemudi mobil 'berbahaya' di jalan. Mereka kerap naik pitam dan melakukan intimidasi fisik bila bersenggolan di jalan. Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, pengemudi lain sebaiknya menghindari ciri pengemudi ini.

"Aggressive drivers cenderung ingin menang sendiri dan tidak mengindahkan peraturan lalu-lintas yang ada," tulis Divisi Humas Polri, Rabu (2/5/2012).

Berikut ciri-ciri perilaku pengemudi 'berbahaya' di jalan:


Melanggar lampu merah dan tidak mengindahkan rambu stop.

Melaju kencang, tidak menjaga jarak (menempel terlalu dekat dengan kendaraan di depannya) dan melaju di antara lajur.

Menyalip kendaraan lain dari kiri.

Melakukan gerakan tangan atau gesture muka yang kurang pantas (tidak sopan)

Berteriak-teriak, membunyikan klakson berlebihan, dan mengedipkan lampu jauh secara terus-menerus.


Nah, agar terhindar dari pengemudi berkelakuan jagoan itu, langkah awal adalah menghindarinya. Bila tidak jangan berlaku seolah-olah menantang.

Divisi Humas Mabes Polri pun membeberkan beberapa tips menghadapi pengemudi jagoan:



Berusahalah menjauh dari pengemudi agresif tersebut dengan aman.

Jangan 'menantang' pengemudi agresif tersebut dengan ikut mempercepat kendaraan Anda atau mempertahankan jalur.

Pastikan sabuk keselamatan terikat dengan sempurna. Hal ini untuk melindungi Anda dari manuver tiba-tiba yang membahayakan.

Penting juga untuk menghindari kontak mata dengan pengendara agresif tadi.

Acuhkan segala gerak gerik atau gesture yang memancing emosi. Jangan menimpali gesture mereka.

Laporkan pengendara agresif tersebut kepada pihak berwenang atau penegak hukum. Jika pengemudi yang Anda hadapi tersebut mengendarai kendaraan suatu instansi (terdapat ciri kantor atau perusahaan) laporkan ke instansi terkait. Berikan gambaran kejadian, ciri kendaraan, nomor polisi kendaraan, lokasi serta arah perjalanan.

Jika memungkinkan, laporkan langsung kejadian melalui telepon genggam ke nomor darurat (polisi). Pastikan Anda berada di tempat yang aman saat menelepon (menepilah dan jangan mengemudi sambil menelepon).


Jadi langkah awal yang penting menghindari. Bila tidak bisa, segera mengontak kepolisian. "Tetap waspada dan hindarkan diri Anda dari perilaku agresif berkendara," tutup Divisi Humas Mabes Polri dalam tipsnya.

Sumber: detik.com

Oli Mahal Bikin Jarak Tempuh Kendaraan Makin Jauh?

Akhir-akhir ini banyak pemilik mobil beranggapan bahwa semakin mahal pelumas mesin, maka semakin jauh pula jarak tempuh kendaraan. Hal ini seakan-akan sudah sangat 'nyangkut' di pikiran semua pemilik kendaraan. Benarkah?

Lalu kapan waktu yang tepat mengganti oli mesin mobil? Brand Manager Castrol Indonesia Ivan Rilman punya tips yang tepat agar Anda tidak salah kaprah.

1. Hal pertama adalah mendengar rekomendasi pabrikan. Sesuaikan oli dengan tahun membuatan mobil. Tidak perlu membeli oli mahal kalau mesinnya mesin lama. Begitu juga sebaliknya. Jangan gampang terprovokasi dengan iklan.

"Mobil di bawah pemakaian 5 tahun sebaiknya menggunakan pelumas yang encer. Tapi kalau sudah di atas 5 tahun gunakan oli yang agak kental. Oli mahal belum tentu bisa membuat jarak tempuh kendaraan lebih jauh," kata Ivan ketika ditemui detikOto di Jakarta.

"Mobil baru logikanya masih bagus, mesinnya masih presisi dan itu harus pakai oli yang encer, kalau pakai oli kental kerja mesin jadi berat. Nah tapi lama kelamaan mesin terkikis, biasanya mulai di atas 5 tahun. Dan adanya kehausan, dan kalau sudah longgar butuh oli yang agak kental untuk merapatkan rongga tersebut. Makanya butuh oli lebih kental," sahutnya.

2. Waktu yang tepat mengganti oli mesin adalah 5.000 atau 7.000 km atau sesuai rekomendasi dari pabrikan.

"Bukan seperti sugesti jika oli lebih mahal maka jarak tempuh mobil lebih jauh, tapi yang tepat itu menyesuaikan anjuran ATPM. Banyak produsen oli menawarkan janji pemakaian oli bisa sampai 12.000 km. Jangan termakan iklan. Sesuaikan dengan persyaratan atau permintaan pabrikan mobil," kicaunya.

"Umumnya Konsumen keluar lebih banyak uang untuk beli oli, secara otomatis konsumen ingin jarak tempuh yang lebih jauh. Kebiasan itu sangat salah," tutur Ivan.

3. Lebih baik biasakan ganti filter oli setiap 2 kali ganti oli.

"Hal ini untuk menghindari kerusakan pada filter oli. Pastikan oli yang masuk ke ruang mesin dengan bersih," tutup Ivan.

Sumber: detik.com

Sisa Makanan Bisa Membuat AC Mobil Jadi Bau

Pemilik mobil acap kali lupa jika sisa makanan yang terdapat di dalam mobil bukan hanya bisa mengundang semut berdatangan serta membuat koloni di dalamnya.

Sisa-sisa makanan juga bisa membuat AC mobil Anda menjadi bau. Terlebih ketika sirkulasi udara kendaraan tidak bekerja secara baik. Sehingga bau menempel di jok, doortrim dan komponen lainnya. Wah tidak bisa dianggap remeh nih.

Seperti yang diungkapkan Kabeng Plaza Toyota di jl. Pangeran Antasari Parman Suanda, saat dihubungi detikoto, Kamis (3/5/2012).

"Kalau banyak sisa makanan ini juga bisa membuat AC menjadi bau," ujar Parman Suanda.

Namun Parman juga mengakui, bau yang keluar dari sisa makanan itu tergantung dari jenis makanannya.

"Mungkin dia (pengendara) dari pasar membawa bahan-bahan mentah untuk makanan seperti asem, ikan yang bau amis. Dan banyak juga makanan-makanan panas yang langsung dibawa masuk kedalam mobil. Ini yang bisa membuat sirkulasi AC menjadi bau diruangan yang kecil (kabin)," ucap Parman.

Sisa-sisa makanan atau bahan makanan di dalam mobil Anda, mampu membuat evaporator menjadi kotor dan menjadi penyebab bau yang keluar dari AC mobil.

"Jika evaporator jadi bau itu harus dibersihkan dan harus melakukan pengecekan lain-lainnya. Seperti pipa-pipanya harus diseprot. dan kalau sudah parah filter AC nya harus diperiksa kalau memang perlu diganti maka harus diganti," ujarnya.

Sumber: detik.com

Friday, April 13, 2012

Pakai BBM Jenis Premium Dapat Merusak Mesin Kendaraan

Setelah usulan kenaikan BBM jenis premium ditolak oleh DPR, mengakibatkan Pemerintah tetap harus memberikan subsidi atas penjualan BBM premium. Hal ini mengakibatkan beban dalam APBN 2012 menjadi semakin berat. Akhirnya muncullah berbagai wacana rencana Pemerintah untuk melarang kendaraan pribadi dalam menggunakan BBM premium yang disubsidi ini.

Walaupun demikian, sebagian besar masyarakat pemilik kendaraan pribadi terkesan tidak peduli dengan beban yang ditanggung Pemerintah dan tetap menggunakan BBM jenis premium yang disubsidi. Bahkan pemilik kendaraan mewah juga ikut-ikutan menggunakan BBM jenis premium akibat harga BBM yang beroktan lebih tinggi seperti pertamax, harganya 2 kali lipat lebih mahal dari premium.

Namun sebenarnya tindakan mereka tersebut justru merugikan mereka sendiri, karena dengan mengggunakan BBM Premium yang memiliki oktan rendah (hanya 88) dapat merusak kinerja mesin kendaraan bermotor.

Oktan di BBM adalah angka yang menunjukkan berapa besar tekanan maksimum yang bisa diberikan di dalam mesin, sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran bensin dan udara (berbentuk gas) bisa terbakar sendiri sebelum terkena percikan api dari busi.

Jadi, semakin kecil angka oktannya, semakin lama bensin itu terbakar spontan. Pembakaran yang tidak spontan ini yang menimbulkan gejala ngelitik di dalam mesin.

Akan tetapi jika nilai oktan semakin tinggi pembakaran akan bisa lebih sempurna. Karena bahan bakar bisa dimampatkan hingga tekanan paling tinggi sebelum diledakkan api dari busi.

Jika penggunaan kadar oktan yang tidak sesuai itu dilakukan terus menerus, maka dapat menyebabkan piston menjadi bolong, karena mesin selalu menghadapi masalah knocking setiap kali bekerja. Terlebih ketika mobil dipaksa berakselerasi untuk mendahului kendaraan lain, dan sering digunakan untuk penjalanan jarak jauh. Biasanya baru akan terasa dalam jangka panjang.

Jadi pilihannya ada di tangan Anda. Menggunakan Pertamax yang membuat kinerja mesin yahud dalam waktu lama atau Premium yang bisa saja membuat mesin mobil Anda cepat kerepotan.

Monday, January 23, 2012

Tips Hemat Bahan Bakar Dalam Berkendaraan

Perilaku berkendara yang benar memberikan kontribusi semakin jauh jarak tempuh untuk tiap liter bahan bakar.

Sebagai bagian dari Driver Education Programme, Shell berbagi tips untuk mengurangi konsumsi bahan bakar yang pada dasarnya adalah kebiasaan pengemudi yang baik :

1. Rencanakan perjalanan.
Perencanaan yang matang menghindarkan kita melalui daerah macet atau perjalanan yang lebih jauh.
2. Jika mengisi bahan bakar, isilah secara penuh untuk menghindari terjadinya karat tangki bahan bakar.
3. Sebisa mungkin kurangi beban kendaraan karena makin berat beban, bahan bakar makin boros.
4. Kurangi kerja mesin dengan matikan AC saat berkendara.
5. Saat melakukan akselerasi harus dilakukan dengan perlahan.
Nah saat kendaraan berkecepatan 80 km, jaga kecepatan jika memungkinkan. Kecepatan itu diyakini konsumsi bahan bakar paling irit.
6. Menutup jendela mobil akan mampu mengurangi konsumsi bahan bakar karena tidak ada hambatan angin.
7. Kebiasaan servis berkala juga sangat membantu menekan konsumsi bahan bakar.
8. Biasakan matikan mesin jika berhenti lebih dari 5 menit.
Menghidupkan mesin dalam kondisi kendaraan hidup, membuang-buang bahan bakar.
9. Memeriksa tekanan ban.
Kondisi ban dengan tekanan kurang berakibat kendaraan makin berat berjalan sehingga konsumsi meningkat.

Sumber: Tribunnews.com